Oleh: Hendy Kurniawan, M.Pd.
الحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَى الْمُتَّقِيْنَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ وَفَضَّلَهُمْ بِالْفَوْزِ الْعَظِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا أَفْضَلُ الْمُرْسَلِيْنَ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَلْبِ الْحَلِيْمِ وَآلِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الْمَمْدُوْحِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَبَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَنَجَا الْمُطِيْعُوْنَ.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Subhanahu wata’ala,
Marilah kita bersyukur atas segala nikmat dari Allah Subhanahu Wata’ala, kemudian bershalawat kepada Nabi Agung Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Selanjutnya marilah kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan, baik dunia maupun akhirat.
Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Betapa sayang dan cintanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pada umatnya, sehingga dalam sebuah hadist beliau bersabda, "Wahai Abu Bakar, aku sangat rindu untuk bertemu saudara-saudaraku." Abu Bakar pun bertanya, "Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini adalah saudara-saudaramu?". Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Tidak, wahai Abu Bakar. Kalian semua adalah sahabat-sahabatku. Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman padaku." (HR. Muslim).
Itulah sebabnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhawatirkan keadaan umatnya di akhir zaman. Diantara kekhawatiran tersebut diantaranya:
Yang pertama, berlimpahnya harta duniawi yang menyebabkan mereka saling berebut sehingga terjerumus dalam kebinasaan. Hal tersebut disebabkan kecintaan berlebihan pada dunia (hubbud dunya) sehingga menutupi hati nurani dan membangkitkan nafsu untuk menguasi segalanya dengan berbagai cara.
Lebih jelasnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku takutkan atas kalian, akan tetapi yang aku takutkan adalah dihamparkannya dunia pada kalian sebagaimana dihamparkan pada umat-umat sebelum kalian sehingga mereka saling berlomba-lomba memperebutkannya. Dunia itu akan membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka." (HR Bukhari).
Melalui hadist tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memerintahkan kita untuk menjadi fakir atau miskin. Hal ini karena pada hadis yang lain beliau memberikan semangat dan motivasi agar kita bekerja keras sehingga kita tidak meminta-minta pada manusia. Hadist tersebut berisi peringatan agar kita tidak terjerumus pada kecintaan berlebihan pada dunia.
Kecintaan pada dunia tidak hanya melalaikan, tetapi juga membinasakan, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala,
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ ٢
“Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS at-Takatsur [102]: 1-2).
Di dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa yang dimaksud dengan berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) pada ayat tersebut adalah memperbanyak harta dan anak.
Yang kedua, kekhawatiran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kecintaan umatnya pada dunia, beliau juga mengkhwatirkan syirik kecil, yaitu riya.
Hal ini terdapat dalam sebuah hadist, "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan pada kalian adalah syirik kecil. Mereka bertanya, ‘Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Riya’. Allah azza wajalla berfirman pada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka, ‘Temuilah orang-orang yang dulu kau berbuat riya pada mereka di dunia, lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan di sisi mereka?” (HR Ahmad).
Kekhawatiran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam terkait riya sangat relevan dengan keadaan kita di zaman ini. Inilah zaman di mana teknologi internet sudah menjamah banyak lini kehidupan. Media sosial juga turut memudahkan kita untuk memperlihatkan dan menayangkan apapun pada banyak orang di berbagai belahan dunia. Semua itu bergantung pada niat. Jika niat kita ikhlas karena Allah Ta’ala, maka kita mendapat pahala di sisi-Nya. Tetapi jika niat kita bercampur dengan riya, maka kita hanya akan mendapatkan balasan dari manusia.
Semoga kita terselamatkan dari dua kekhawatiran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut, yaitu cinta berlebihan pada dunia dan riya.
Salah satu doa yang dapat kita amalkan terdapat dalam hadis Rasulullah SAW, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari nafsu yang tidak merasa puas, dan dari doa yang tidak didengar (tidak dikabulkan).” (HR Abu Daud).
Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kebenaran bagi kita semua, dan kita semua selamat di dunia sampai di akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ،
فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ أَنْتَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ،
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اللّهُمَّ أَمِتْنَا عَلَى الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانِ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ
14 November 2024 , 114x Views
14 November 2024 , 84x Views
13 November 2024 , 618x Views
Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ...
26 Januari 2024 , 155892x Views
Khutbah Pertama إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ...
09 Februari 2024 , 76984x Views
Naskah khutbah Jumat ini mengajak kita untuk merenungkan makna dibalik...
04 Juni 2021 , 29679x Views