Kenali Gaya Belajar Anak untuk Mendampinginya dengan Optimal



SETIAP anak dilahirkan memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing. Perbedaan ini tampak tidak hanya dari segi fisik, namun juga dari sifat dan cara merespon sesuatu dari lingkungannya. Dua anak yang tumbuh dengan didikan dan dalam lingkungan yang sama belum tentu akan memiliki pemahaman, pemikiran dan pandangan yang sama. Keduanya memiliki gaya dan cara pandang tersendiri terkait cara merespon lingkungan sekitarnya. Pandangan inilah yang disebut dengan gaya belajar.

Gaya belajar menjadi sesuatu yang penting untuk diketahui dan dipahami baik oleh orang tua maupun guru di sekolah sebab tak banyak yang paham akan hal tersebut. Tak jarang orang tua atau guru keliru dalam membersamai dan memberikan pengajaran dan tak sesuai dengan yang dibutuhkan anak disebabkan oleh ketidakpahaman atas diri anak tersebut. Sehingga menggali keunikan pada anak sangat diperlukan dilihat dari cara anak merespon sesuatu, salah-satunya adalah dengan menggali cara belajar anak untuk menentukan strategi belajar yang cocok untuk anak tersebut.

Gaya belajar merupakan berbagai cara anak menyerap, memproses, dan memahami informasi dari lingkungan sekitarnya, baik lingkungan kelas ketika belajar maupun lingkungan bermain dan berinteraksi dengan orang sekitar. Gaya belajar ini ada beberapa macam sehingga cara menghadapinya juga beragam sesuai dengan kebutuhan. Macam-macam cara belajar antara lain:

  1. Gaya belajar visual

Gaya belajar jenis ini merupakan gaya belajar yang mengandalkan dan mengoptimalkan penglihatan sebagai alat untuk memahami dan mengingat informasi yang diperoleh. Artinya melibatkan pemahaman gambar, bentuk, warna, dan huruf dengan menggunakan media visual seperti gambar, video, dan animasi dalam proses pembelajaran. Pada saat anak bermain, matanya lebih banyak dimanfaatkan untuk mengamati benda, gambar atau simbol yang ada di sekitarnya sehingga ia lebih mudah memperoleh informasi dari hasil pengamatannya tersebut. Anak yang bergaya belajar visual akan lebih cepat mengerti jika dapat melihat langsung benda yang dijelaskan oleh guru, ataupun gambar-gambar serta dengan cara membaca (meskipun pada anak TK, membaca bukan sebagai kegiatan utama). Ciri-ciri anak dengan gaya belajar visual yaitu:

  1. Anak senang mengamati sesuatu, baik mengamati lawan bicara yang menyampaikan informasi maupun media-media belajar di sekitarnya
  2. Anak berminat terhadap gambar dan simbol
  3. Anak sulit menjadi juru bicara dan tidak begitu tertarik mendengarkan orang lain.
  4. Ketika kesulitan mendeskripsikan sesuatu, anak menggunakan bahasa tubuh melalui gerakan

Kelebihan pada anak dengan gaya belajar visual ini adalah biasanya ia tetap mampu berkonsentrasi dalam lingkungan yang ramai dan berisik, anak juga lebih cenderung memperhatikan penampilan yang ia miliki serta gemar membaca dan mudah mengingatnya. Sementara, kekurangannya adalahkesulitan menjadi juru bicara dan tidak begitu tertarik mendengarkan orang lain.

Dengan berbagai ciri, kelebihan serta kekurangan pada anak yang disebutkan di atas, strategi yang tepat digunakan dalam membersamai proses belajar anak dengan menyediakan sesuatu yang bersifat visual sebagai media belajarnya. Apabila sedang hendak menjelaskan sesuatu pada anak baik itu untuk pelajaran di sekolah ataupun terkait kehidupan sehari-hari, sediakan objek visual yang terkait dengan sesuatu yang kita jelaskan. Hal ini akan membantu anak memahami dengan mudah.

  1. Gaya belajar auditori

Gaya belajar jenis ini merupakan gaya belajar yang mengandalkan indera pendengaran secara optimal dalam memahami dan mengingat informasi yang diperoleh. Artinya, anak akan melibatkan pemahaman menggunakan media auditori dalam proses pembelajarannya berupa suara, baik itu musik maupun rekaman suara dengan untuk didengarkan. Apabila sedang bermain, anak akan senang berbicara dan mendengarkan teman bermainnya. Ciri anak dengan gaya belajar auditori, yaitu:

  1. Anak lebih mudah mengingat dan memahami informasi yang disampaikan melalui lisan
  2. Anak lebih suka diskusi
  3. Anak gemar berbicara sendiri

Kelebihan anak dengan gaya belajar auditori adalahia mudah belajar melalui apa yang ia dengar seperti mudah menghafal lirik lagu atau semacamnya, anak suka mendengarkan orang lain dan fasih ketika menjadi juru bicara dalam kelompok. Sementara, kesulitan bagi anak dengan tipe belajar ini adalah ia kesulitan berkonsentrasi di lingkungan yang berisik dan ramai, ia akan kesulitan mengingat hanya dengan membaca.Berdasarkan ciri, kekurangan dan kelebihan anak dengan gaya belajar auditori ini, strategi yang tepat untuk membersamai dalam belajar adalah dengan menyajikan pelajaran dalam bentuk suara seperti diskusi. Adapun anak dengan gaya belajar jenis ini tidak cocok diberikan buku padat tulisan. Hindari ruang belajar yang berisik dan ramai sebab hal tersebut akan mengganggu konsentrasi anak.

  1. Gaya belajar kinestetik

Gaya belajar jenis ini merupakan gaya belajar yang mengandalkan sentuhan secara fisik dengan optimal melalui gerakan tangan, tubuh, ekspresi dan juga kontrol untuk memahami dan mengingat sesuatu yang anak pelajari. Artinya, anak senang belajar dengan cara menyentuh, membongkar-pasang dan melakukan praktek atau demonstrasi langsung (learning by doing).  Ciri utama anak yang memiliki gaya belajar kinestetik yaitu:

a.       Anak cenderung menyukai bergerak aktif dan senang terlibat langsung dengan lingkungan

b.       Anak senang membongkar mainan yang dimilikinya sebab hanya mengamati dari luar tidak akan cukup sebagai proses belajarnya

c.       Dibandingkan dengan hanya mengamati dan mendengarkan, anak lebih suka menyentuh benda yang membuatnya tertarik

Kelebihan anak dengan gaya belajar ini adalah biasanya memiliki koordinasi tubuh yang kuat. Selain itu anak juga senang mencoba hal-hal yang baru. Anak piawai dalam belajar arti praktis, dan dapat meningkatkan pemahaman berbagai macam konsep dan bahasa. Selain itu, karena keaktifan anak dengan gaya belajar akan mendukung keterampilan kognitif, meningkatkan kemampuan berinteraksi sosial, dan meningkatkan kreativitas anak. Adapun kekurangannya adalah adalah karena keaktifan anak dalam belajar sambil bergerak anak akan terlihat lebih agresif yang bisa jadi akan mengganggu teman-temannya dengan gaya belajar yang lain. Anak kinestetik juga cenderung lebih sulit untuk memahami dan mempelajari yang sifatnya abstrak seperti mengenai simbol matematika, melihat peta, rumus kimia dan lain-lain. Dilihat dari ciri, kelebihan dan kekurangan yang dijelaskan tersebut, strategi untuk membersamai anak belajar adalah dengan memberikan praktik dalam belajar. Artinya, anak dengan gaya belajar kinestetik membutuhkan praktek di samping hanya membaca buku dan mendengarkan penjelasan saja.

Dengan demikian, kita dapat mengetahui gaya belajar anak dengan melihat ciri dominan atau paling banyak ditampilkan oleh anak. Namun perlu diketahui bahwa gaya belajar pada anak merupakan sesuatu yang fleksibel dan tidak kaku. Artinya, gaya belajar tersebut tidak berarti menjadikan anak mutlak tidak bisa menyerap informasi dari gaya belajar yang lain. Hanya saja, gaya belajar tersebut akan menjadikan mereka lebih mampu dan mudah dalam menyerap informasi yang ada. Selain itu, gaya belajar anak juga memiliki kemungkinan menjadi gaya belajar gabungan dari gaya belajar yang satu dengan gaya belajar lainnya, seperti gaya belajar audio-visual, dimana gaya belajar tersebut merupakan gabungan dari gaya belajar auditori dan gaya belajar visual.  Anak cenderung lebih mudah menyerap informasi dengan menampilkan gambar-gambar dengan memperdengarkan audio secara bersamaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, setiap gaya belajar memiliki kelebihan juga kekurangan masing-masing. Tak ada anak yang bodoh, mereka hanya perlu dibersamai menggunakan strategi yang tepat sesuai dengan gaya belajar mereka baik itu oleh orang tua, guru maupun orang lain di sekitar mereka. Mari lebih mengupayakan untuk memahami gaya belajar anak dan melibatkan diri dalam proses belajar mereka. Tidak hanya belajar tentang mata pelajaran di sekolah, namun juga tentang apapun yang ia alami dalam kehidupannya. ***

 

Ditulis oleh: Jusraita (Asisten Layanan Psikologi Al Azhar Yogyakarta)

 

Referensi:

Susilowati, R. (2018). Pemahaman Gaya Belajar Pada Anak Usia Dini. ThufuLa: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 1 (1). http://dx.doi.org/10.21043/thufula.v1i1.4245

Natalia, S., & Astuti, W. (2020). Gaya Belajar Kinestetik Anak TK Muslimat NU Ahmad Yani. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,  2(2). http://dx.doi.org/10.17977/um053v2i2p62-70

Sari, A. S. (2023). VARK Ragam Model Gaya Belajar dan Aplikasinya. Purbalingga: Eureka Media Aksara