Khutbah Jum'at : Pesan Rasulullah kepada Umatnya



Oleh: Hendy Kurniawan MPd

 

الحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَى الْمُتَّقِيْنَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ وَفَضَّلَهُمْ بِالْفَوْزِ الْعَظِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا أَفْضَلُ الْمُرْسَلِيْنَ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَلْبِ الْحَلِيْمِ وَآلِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الْمَمْدُوْحِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَبَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَنَجَا الْمُطِيْعُوْنَ.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Subhanahu wata’ala,

Marilah kita bersyukur atas segala nikmat dari Allah Subhanahu Wata’ala, kemudian bershalawat kepada Nabi Agung Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Selanjutnya marilah kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan, baik dunia maupun akhirat.

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad bahwa ketika sahabat Mu’adz bin Jabal berpamitan kepada Rasulullah ﷺ untuk berdakwah ke negeri Yaman. Kala itu, kesedihan tampak pada raut wajah Mu’adz karena harus meninggalkan kampung halaman, lebih-lebih berpisah dengan Rasulullah ﷺ. Rasul bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menangis?” Mu’adz menjawab, “Wahai Rasulullah, aku menangis karena akan berpisah denganmu.”

Mendengar hal ini, Rasulullah ﷺ memberikan pesan kepada Mu’adz yang berarti pesan untuk kita semua. Ada lima pesan Nabi Muhammad ﷺ :

Pertama,

لا تَجْزَعْ إِنَّ الْجَزَعَ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Janganlah bersedih, karena kesedihan itu datangnya dari setan.“

Pesan pertama ini mengajarkan kepada kita untuk tidak menjadi manusia yang tenggelam dalam kesedihan, sampai lupa bahwa di setiap peristiwa ada hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik. Boleh kita merasakan kesedihan karena kehilangan orang tersayang dari keluarga misalnya, tapi dengan kadar yang sewajarnya. Bukan kesedihan yang menyeret pada perbuatan yang dilarang agama.

Putus asa bukan sifat umat Nabi Muhammad. Sedih yang berlarut-larut bukan ajaran Rasulullah ﷺ. Kalau ada yang merasakan kesedihan, ingatlah bahwa di tiap kesedihan ada kebahagiaan yang menanti, asal kita tidak putus asa dari rahmat Allah Ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Kedua, pesan beliau :

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنتَ

“Bertaqwalah kepada di mana saja engkau berada.”

Bertaqwa kepada Allah Ta’ala kita laksanakan dengan menjaga dan melindungi diri kita dari siksa Allah. Semua yang Allah perintahkan kepada kita, mari kita kerjakan. Segala yang Allah larang kepada kita, mari kita tinggalkan.

Dalam berbagai situasi dan kondisi kita dituntut menjadi orang yang bertaqwa. Dalam suka maupun duka, dalam keadaan senang dan sedih, kita harus tetap setia di jalan ketaqwaan. Kunci kemuliaan seseorang adalah taqwa, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. al-Hujurat : 13)

Dalam pesan ini, Rasul ﷺ memberikan arahan kepada kita untuk bertaqwa kepada Allah Ta’ala, sebab takwa adalah pangkal kebaikan dan benteng dari segala keburukan. Dengan takwa, orang-orang beriman mendapatkan dukungan dan pertolongan Allah Ta’ala:

“Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. an-Nahl : 128)

Jamaah Salat Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala

Ketiga, nabi berpesan :

وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا

“Ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya.”

Kebaikan dan keburukan seperti minyak dan air. Tidak mungkin bisa bersatu. Artinya, seseorang yang melakukan kebaikan berarti dia meninggalkan keburukan.

Sebaliknya melakukan keburukan berarti ia tengah meninggalkan kebaikan. Maka, jangan pernah membiasakan keburukan apalagi sampai menjadi karakter kepribadian.

Setelah kita bertaubat dan beristighfar, kita bergegas mengerjakan kebaikan serta memperbanyak amal saleh agar dapat menghapus dosa dan kesalahan, dengan penuh keyakinan akan janji Allah dalam firman-Nya :

اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِ

“Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan.” (QS. Hud : 114)

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Keempat,

وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Pergaulilah orang lain dengan akhlak yang baik.

Kita tentu masih ingat bahwa diutusnya Rasulullah ﷺ membawa misi menyempurnakan akhlak umat manusia. Dan beliau sendiri adalah sosok yang dipuji oleh Allah sebagai insan yang luhur dan mulia akhlaknya.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya ketika kita bergaul dan berinteraksi dengan sesama, kita mengedepankan akhlak yang baik, sesuai pesan beliau kepada Mu’adz yang juga berarti pesan untuk kita semua.

Di antara akhlak mulia adalah silaturahim, memberi maaf, berlapang dada atas kesalahan, dermawan meski dalam kesulitan. Termasuk akhlak yang baik adalah bermanis wajah, penyantun, rendah hati, tidak berburuk sangka, dan tidak menyakiti mereka.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Kelima, beliau berkata :

اذْكُرُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ عِنْدَ كُلِّ حَجَرٍ وَشَجَرٍ وَمَدَرٍ

“Ingatlah selalu kepada Allah Ta’ala, baik ketika berada di daerah bebatuan, daerah penuh pepohonan maupun daerah perkotaan.”

Zikir berarti mengingat dan menyebut. Orang yang banyak berzikir kepada Allah Ta’ala, Insya Allah, membuatnya tidak mudah menyimpang dari ketentuan-ketentuan-Nya. Zikir yang dikerjakan akan menolongnya untuk menjauhi kemaksiatan dan segala perbuatan dosa. Allah Ta’ala berfirman :

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, jika mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat (kepada Allah). Maka, seketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” (QS. al-A’raf : 201)

Ada yang menarik dari sikap Rasul ﷺ yang membuat perumpamaan antara orang yang berzikir dengan yang tidak. Orang yang zikir, kata beliau, adalah orang yang hidup. Orang yang enggan berzikir adalah orang yang mati (HR. Bukhari)

Mari kita amalkan lima pesan nabi di atas. Dengan sekuat hati kita berupaya untuk tidak dikuasai oleh perasaan sedih yang berlebihan, berusaha menjadi orang yang bertakwa, mengganti keburukan dengan kebaikan, menghiasi diri dengan perangai yang terpuji, dan selalu ingat kepada Allah dalam suka dan duka. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kebenaran bagi kita semua, dan kita semua selamat di dunia sampai di akhirat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ،

فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ أَنْتَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ،

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اللّهُمَّ أَمِتْنَا عَلَى الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانِ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ