Lebih dari Sekadar Pertukaran Pelajar: NASEP 2025, Titian Menuju Masa Depan



SLEMAN - Senin pagi, 10 Februari 2025, yang cerah di Kampus 1 Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) terasa berbeda dari biasanya. Suasana Auditorium Al Hafidh dipenuhi oleh wajah-wajah penuh antusias, baik dari murid-murid SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta maupun tamu istimewa dari SMP Islam Al Azhar 36 Bandung. Mereka hadir dalam sebuah program yang bukan sekadar pertukaran pelajar, tetapi juga pertukaran pengalaman, wawasan, dan kebersamaan—National Al Azhar Student Exchange Programme (NASEP) 2025.

Acara dibuka dengan penuh kehangatan oleh Kepala Satuan Pendidikan SMP IA 26 Yogyakarta, Fajar Arif Herjayanto, MPd. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa NASEP bukan hanya perjalanan akademik, melainkan perjalanan hati dan karakter.

"SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta merasa terhormat menyambut saudara-saudara kami dari SMP Islam Al Azhar 36 Bandung. Selamat datang, 9 murid dan 2 guru dalam rangkaian perjalanan ilmu dan pengalaman yang akan menambah wawasan serta mengukir kenangan mendalam," ucapnya.

Dengan penuh semangat, Fajar mengibaratkan pencarian ilmu seperti air yang mengalir menuju muaranya. Ia berharap program ini menjadi wadah bagi para peserta untuk belajar tak hanya dari buku, tetapi juga dari kebersamaan, budaya, dan pengalaman langsung.

Turut hadir dalam acara tersebut Wakabid Kurikulum AYWS, Suhartini, MPd, serta Ketua Jamiyyah, Lilis Ibrahim Noor, ST. Mereka menyaksikan bagaimana para siswa dari dua sekolah Al Azhar ini membangun jembatan ilmu dan persaudaraan.

Sebagai simbol dimulainya program ini, dilakukan serah terima peserta NASEP. Perwakilan murid dari SMP IA 26 Yogyakarta, Afika, dengan senyum hangat menyambut teman-temannya dari SMP IA 36 Bandung, yaitu Salwa dan Nayla. Momen ini bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi awal dari sebuah perjalanan baru yang akan menghubungkan mereka dalam kebersamaan dan persahabatan.

Kesenian dan Musik

Tak hanya acara seremonial, pembukaan NASEP juga dimeriahkan dengan penampilan seni yang memperlihatkan kekayaan budaya dari dua daerah.

Murid-murid SMP IA 36 Bandung memukau audiens dengan permainan angklung, alat musik khas Jawa Barat yang menggema dengan harmoni yang indah.

Dari SMP IA 26 Yogyakarta, Sabai Ranaathayya menyanyikan lagu I Love in The Dark dengan suara merdu yang menyentuh hati.

Cahhya Anindya Lintang dan Hendra Maheswari turut memeriahkan panggung dengan penampilan musik yang menghibur.

Acara ditutup dengan tarian khas dari murid-murid SMP IA 36 Bandung, yang menampilkan keindahan gerak serta semangat budaya yang kental.

Di tengah suasana hangat penuh canda dan tawa, semangat kebersamaan semakin terasa. Para peserta berbagi cerita, bertukar pengalaman, dan mulai menjalin persahabatan yang mungkin akan bertahan hingga bertahun-tahun ke depan.

Bagi mereka, NASEP bukan hanya sekadar kegiatan pertukaran pelajar, tetapi sebuah perjalanan hidup—dimana ilmu dipertukarkan, persaudaraan dikuatkan, dan kenangan indah tercipta.

Seperti yang dikatakan Fajar dalam pesan penutupnya, "Jadikan setiap pertemuan sebagai ladang hikmah, setiap perbedaan sebagai pelajaran, dan setiap langkah sebagai jejak kebaikan yang akan terus mengalir, seperti doa yang tak henti dipanjatkan kepada-Nya."

Dan dengan semangat itulah, NASEP 2024 pun dimulai—membawa harapan, semangat, dan persaudaraan yang akan terus mengalir, seperti air yang mencari muaranya. Acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan bersama. (Chaidir)