SEORANG ANAK bernama Raka.Kelas 8 SMP yang pintar akan tetapi sombong dengan kepintarannya. Di sekolah banyak yang tidak menyukainya. Lain halnya dengan Ravi.Dia anak yang pintar, rajin, dan ramah. Banyak orang yang menyukai Ravi.
Mereka berdua termasuk siswa yang terpilih mengikuti lomba KSN mewakili sekolahnya. Setiap hari mereka disuruh mengikuti jam pelajaran tambahan setelah selesai jam sekolah. Akan tetapi, Raka tidak mau mengikuti jam tambahan karena beranggapan dia sudah pintar.
Saatnya penyeleksian KSN tingkat kota.Mereka berdua mengikuti penyeleksian tersebut. Ada banyak peserta yang mengikuti seleksi. Mereka lolos untuk penyeleksian tingkat provinsi yang akan dilaksanakan dua pekan kemudian. Mereka disuruh belajar agar lolos di seleksi provinsi. Tiba saatnya pelaksanaan seleksi tingkat provinsi, mereka berangkat ke kota Manokwari. Sebelum berangkat mereka meminta doa kepada orang tua, guru, dan teman-temannya agar lolos seleksi tingkat provinsi.
Setelah mereka kembali dari kota Manokwari. Mereka menunggu hasil dari seleksi tersebut terkait mereka akan lanjut ke lomba KSN tingkat nasional atau tidak. Dan saat yang ditunggutunggu telah tiba yaitu pengumuman hasil perlombaan. Hasil perlombaan itu ternyata mereka berdua lolos dan lanjut ke tingkat nasional. Ravi sangat senang dan dia berterima kasih kepada guru dan teman yang mendukungnya.
“Kelolosan hanya kebetulan saja Ravi, nanti kamu juga akan kalah.Aku yang akan memenangkan lomba,” ujar Raka dengan sombong.
Mereka berdua disuruh untuk mengikuti bimbingan setiap setelah pulang sekolah.
Setiap harinya Raka tidak pernah mau belajar. Dia lebih memilih untuk bermain bersama teman-temannya. Berbeda dengan Ravi yang sangat giat dalam belajar.Setiap hari dia selalu belajar, bahkan jika diajak bermain oleh teman-temannya dia akan menolak secara baik-baik.
“Nanti setelah mengikuti perlombaan,aku akan ikut bermain Bersama,” ujar Ravi. Tak lupa dia selalu berdoa agar dipermudah dalam mengikuti perlombaan ini.
Tiba saatnya mereka harus berangkat ke Padang. Masih ada seminggu sebelum perlombaan.Selama seminggu itu ada Technical meeting. Setiap malam Ravi selalu belajar hingga larut malam.Dia juga tak lupa untuk salat malam. Berbeda dengan Raka yang tidak mau belajar.Raka lebih memilih untuk bermain game.
“Kenapa kamu tidak belajar?” tanya Ravi.
“Buat apa belajar.Aku kan waktu SD juara satu.Aku sudah pintar tidak perlu belajar sepertimu,” jawab Raka.
Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba yaitu waktu perlombaan KSN dimulai. Ravi dengan mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.Tidak seperti Raka yang hanya dapat menjawab beberapa soal yang diberikan.Dia tidak bisa menjawab karena dia tidak pernah belajar dan selalu menganggap bahwa dia sudah pintar.Setelah selesai lomba, mereka pun pulang ke kota asal. Ravi dengan sangat senang dan bangga membawa piala. Dia juara dua lomba KSN di tingkat Nasional, tidak dengan Raka. Dia balik dengan muka murungnya dan membawa tangan kosong atau kalah dalam perlombaan. Dia dimarahi oleh orang tuanya karena dia tidak mau belajar, hanya membuat malu saja.Sombong dan tidak dapat apa-apa. (M Irvan Zufar, Nadif Alexander Dwipa, dkk - SMA IA 9 Yogyakarta)
Illustrasi Gambar : www.islampos.com/orang-sombong-ini-ciri-cirinya
22 Februari 2025 , 8x Views
21 Februari 2025 , 88x Views
21 Februari 2025 , 61x Views
Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ...
26 Januari 2024 , 221569x Views
Khutbah Pertama إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ...
09 Februari 2024 , 158891x Views
Naskah khutbah Jumat ini mengajak kita untuk merenungkan makna dibalik...
04 Juni 2021 , 30422x Views