Alasan dr Tirta Sekolahkan Anaknya di Al Azhar Yogyakarta



SLEMAN - Figur dr Tirta kondang di jagad media sosial (Medsos). Dokter sekaligus pebisnis ini memiliki banyak pengikut di akun medsosnya dan banyak pula diwawancarai oleh pemilik akun medsos lainnya.

Pemilik nama lengkap dr. Tirta Mandira Hudhi, dikenal luas karena perannya dalam mengedukasi masyarakat tentang kesehatan melalui media sosial. Ia mendapatkan popularitas terutama selama pandemi Covid-19 karena aktif memberikan informasi dan edukasi tentang pencegahan dan penanganan Covid-19. 

dr. Tirta adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Selain sebagai dokter, ia juga dikenal sebagai pengusaha di bidang industri kreatif, terutama terkait dengan bisnis sneakers dan streetwear.

Selama pandemi Covid-19, Dr. Tirta sering membagikan informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang virus tersebut, pentingnya protokol kesehatan, dan vaksinasi melalui platform media sosial seperti Instagram dan YouTube.

Ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kampanye untuk memerangi hoaks terkait Covid-19. dr. Tirta sering tampil di berbagai acara televisi, webinar, dan seminar untuk memberikan edukasi kesehatan.

Ia dikenal sebagai figur yang berani dan vokal dalam menyampaikan pendapatnya, baik mengenai kesehatan maupun isu-isu sosial lainnya.dr Tirta telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan pentingnya informasi yang benar, serta menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan sekitar.

Ketenarannya membuat banyak orang selalu ingin berfoto bersamanya saat bertemu, dan dr Tirta pun menerimanya dengan ramah. 

Begitu pula saat acara Pagelaran Sunan Kalijaga di Auditorium Al Hafidh Kampus Al Azhar Yogyakarta, Rabu (5 Mei 2024), dr Tirto terlihat disibukkan dengan banyaknya orang tua murid yang memintanya foto bersama. 

Kehadiran dr Tirta di acara yang digelar SD Islam Azhar 31 Yogyakarta itu lantaran ia juga orang tua murid dari Adriano Alfarezel Tirtayoga (Alfa). Kebetulan Alfa terlibat sebagai pemeran dalam pagelaran tersebut.

Alfa yang baru kelas 1 dikenal sebagai anak yang lincah dan cerdas. Ia juga sudah mampu mengaji dan hafal beberapa surat Alquran.

Ditemui di sela kegiatan pagelaran, dr Tirta mengemukakan alasan menyekolahkan anaknya di Al Azhar Yogyakarta.

Menurutnya, Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta memiliki konsep pendidikan yang menekankan pada keseimbangan 
Intelligence Quotient (kecerdasan intelektual), Emotional Quotient (kecerdasan emosional), dan Spiritual Quotient (kecerdasan spiritual).

"Kalau soal akademik (kecerdasan intelektual, misalnya pelajaran matematika saya bisa ajarkan. Tapi untuk emosional quotient dan spiritual quotient yang menyeimbangkan adalah Al Azhar," ujar dr Tirta.

Dikemukakan bahwa tiga kecerdasan penting dimiliki bagi manusia. Tiga.  Kecerdasan ini saling melengkapi dan penting untuk pengembangan pribadi yang seimbang dan holistik. IQ membantu dalam pemecahan masalah dan berpikir kritis, EQ mendukung hubungan interpersonal dan kesejahteraan emosional, sementara SQ memberikan panduan moral dan tujuan hidup.

"Tiga kecerdasan juga dipelajari dalam ilmu kedokteran," katanya.

Seperti diketahui IQ, EQ, dan SQ adalah tiga jenis kecerdasan yang masing-masing mencakup aspek berbeda dari kemampuan manusia.
Intelligence Quotient (IQ)  adalah ukuran kemampuan intelektual dan kecerdasan logis-rasional seseorang. Ini mencakup kemampuan untuk belajar, memahami, dan menerapkan informasi serta memecahkan masalah.

Adapun aspek yang diukur yaitu enalaran logis, kemampuan matematika, pemahaman verbal, dan kecepatan pemrosesan informasi. Tes IQ, seperti Stanford-Binet dan Wechsler, digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual.

Sedangkan Emotional Quotient (EQ) adalah ukuran kecerdasan emosional seseorang, yang mencakup kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri serta orang lain. Aspek yang diukur adalah kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan sosial.

Adapun manfaatnya yaitu individu dengan EQ tinggi biasanya lebih baik dalam berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan mengelola stres.

Sedangkan Spiritual Quotient (SQ) adalah ukuran kecerdasan spiritual seseorang, yang mencakup kemampuan untuk menemukan makna dan tujuan dalam hidup, serta mempertahankan nilai-nilai moral dan etika yang kuat.
 
Aspek yang diukur yaitu kesadaran akan nilai-nilai spiritual dan moral, kemampuan untuk hidup dengan tujuan, dan kapasitas untuk mengalami kebijaksanaan dan kedamaian batin.

Sedangkan manfaatnya yaitu individu dengan SQ tinggi biasanya memiliki pandangan hidup yang lebih dalam, rasa tenang dalam menghadapi kesulitan, dan komitmen terhadap nilai-nilai yang lebih tinggi.

Ketiga jenis kecerdasan ini saling melengkapi dan penting untuk pengembangan pribadi yang seimbang dan holistik. IQ membantu dalam pemecahan masalah dan berpikir kritis, EQ mendukung hubungan interpersonal dan kesejahteraan emosional, sementara SQ memberikan panduan moral dan tujuan hidup. (Chaidir)