Dr Yuli Fajar Susetyo : Ketangguhan SDM sebagai Pilar Pendidikan Berkelas Dunia



SLEMAN - Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Yuli Fajar Susetyo MSi Psikolog menjadi narasumber dalam acara pengajian rutin Sabtu Wage yang berlangsung di Masjid Al Hafidh, Kampus 1 Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS), Sabtu (1/2/2025). Acara ini dihadiri oleh para pimpinan, guru, dan karyawan AYWS.

Dalam paparannya, Dr. Yuli menekankan bahwa AYWS merupakan sekolah yang memiliki standar mutu berkelas dunia. Oleh karena itu, standar kualitas "World Class" membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam lima aspek utama, yaitu konsep (concepts), kompetensi (competences), hubungan/relasi (connection), kredibilitas/kepercayaan (credibility), dan kepedulian (caring). Jika kelima aspek ini diterapkan dengan baik, maka akan membentuk individu dengan kecerdasan kognitif dan emosional yang positif.

Dr. Yuli menjelaskan bahwa dalam menghadapi tantangan global, diperlukan SDM yang tangguh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tangguh berarti sukar dikalahkan, kuat, andal, serta memiliki ketahanan yang tinggi dalam menghadapi berbagai kondisi. Ciri-ciri individu tangguh antara lain bangkit dari kejatuhan (resiliensi), mampu mewujudkan tujuan jangka panjang sesuai passion (grit), lincah dan adaptif (agility), memimpin diri menghadapi goncangan dan ketidakpastian (self-leadership), resiliensi sebagai Kunci Ketangguhan

Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap tantangan hidup. Aspek-aspek utama dalam resiliensi mencakup regulasi emosi yaitu kemampuan tetap tenang di bawah tekanan. Impulse control yaitu mampu mengendalikan dorongan dan tekanan dari dalam diri.

Selain itu optimisme yaitu memiliki harapan baik terhadap masa depan. Causal analysis yaitu kemampuan mengidentifikasi penyebab permasalahan dengan akurat. Empati atau mampu memahami kondisi emosional orang lain. Efikasi diri yaitu kepercayaan akan kemampuan diri dalam mengatasi hambatan. Reaching out yaitu kemampuan mengambil pelajaran positif dari kegagalan.

Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

Dr. Yuli juga memaparkan berbagai faktor yang berperan dalam membangun resiliensi seseorang, yaitu faktor individu seperti intelegensi, strategi coping, locus of control, dan konsep diri. Faktor keluarga yaitu dukungan serta arahan dari keluarga yang memberikan motivasi dan optimisme.

Selain itu faktor komunitas seperti lingkungan sosial yang mendukung individu dalam menghadapi tantangan. Faktor risiko yaitu peristiwa negatif seperti kehilangan, bencana, atau krisis yang dapat mendorong individu untuk berkembang menjadi lebih resilien.

Strategi Meningkatkan Resiliensi

Untuk meningkatkan ketahanan diri dalam menghadapi tantangan, beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain  mempromosikan koneksi sosial yang positif, menumbuhkan karakter positif seperti empati, optimisme, dan sikap pemaaf (forgiveness). Memberikan penguatan pada karakteristik yang mendukung resiliensi, menghindari fokus pada kegagalan dan perilaku negatif, pemimpin harus menjadi contoh dalam membangun karakter tangguh. Menetapkan ekspektasi tinggi serta memberikan dukungan dan bantuan dalam mencapainya.

Tips Menghadapi Perubahan Besar

Dr. Yuli memberikan beberapa tips dalam menghadapi perubahan besar seperti pahami situasi dan diri sendiri: Kenali tantangan, peran, dan sumber dukungan yang tersedia. Kemudian tetapkan tujuan dan rencana aksi: Susun langkah konkret untuk mencapai tujuan. Selain itu terapkan strategi self-leadership: Kelola diri dengan baik dalam menghadapi ketidakpastian.

“Bangun kelompok pertumbuhan: Berinteraksi dengan komunitas yang dapat memberikan dukungan positif,” katanya

Dengan penerapan konsep SDM yang unggul dan resiliensi yang kuat, AYWS diharapkan terus berkembang sebagai lembaga pendidikan berkelas dunia dengan tenaga pendidik dan karyawan yang tangguh dan berdaya saing tinggi. ***