Kunci Sukses Anak di Era Digital dan Industri 4.0



SLEMAN - Di era Internet of Things (IoT) dan Revolusi Industri 4.0, teknologi semakin berkembang pesat dengan adanya kecerdasan buatan (AI), Big Data, dan sistem produksi yang semakin cerdas. Dunia yang berubah ini menuntut anak-anak kita untuk memiliki keterampilan yang relevan agar dapat beradaptasi dan berkembang dengan baik.

Analisa Widyaningrum MSc MPsi Psikolog, seorang pakar psikologi perkembangan anak, menekankan pentingnya membekali anak-anak dengan keterampilan 4C: Creativity (kreativitas), Critical Thinking (berpikir kritis), Communication (komunikasi), dan Collaboration (kolaborasi). Menurutnya, keterampilan ini menjadi fondasi utama agar anak dapat menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri.

Hal tersebut disampaikan Analisa Widyaningrum dalam acara talkshow sebagai rangkaian dari peresmian Al Azhar 60 Early Years Programme di Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) Kampus Gamping, Sabtu (15/2/2025).

Mengembangkan Kreativitas Anak

Menurut Analisa, kreativitas bukan hanya soal seni, tetapi lebih kepada kemampuan anak untuk berpikir di luar kebiasaan dan menemukan solusi inovatif. "Orang tua perlu memberikan ruang bagi anak untuk bereksplorasi, bertanya, dan mencoba hal-hal baru tanpa takut salah. Cara terbaik adalah dengan memberikan kesempatan untuk bermain, bereksperimen, dan menyelesaikan masalah secara mandiri," jelasnya.

Di era informasi yang begitu cepat, anak-anak harus dibekali dengan keterampilan berpikir kritis agar mampu menganalisis informasi yang mereka terima. "Orang tua dapat melatih anak dengan memberi tantangan berupa studi kasus atau diskusi terbuka tentang suatu topik. Ini akan melatih anak untuk bertanya, mencari bukti, dan menyusun argumen yang logis," ujar Analisa.

Menurutnya, kemampuan komunikasi yang baik akan membantu anak dalam menyampaikan ide dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. "Bermain peran atau berdiskusi bersama orang tua bisa menjadi cara menyenangkan untuk melatih keterampilan komunikasi anak. Anak perlu diajarkan bagaimana mendengarkan secara aktif dan mengungkapkan pendapat mereka dengan jelas dan sopan," tambahnya.

Kolaborasi menjadi kunci dalam dunia kerja dan sosial di masa depan. Analisa menekankan bahwa anak-anak perlu belajar bekerja dalam tim, menghargai perbedaan, serta mengintegrasikan berbagai perspektif. "Orang tua dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk bekerja dalam proyek kelompok atau bermain bersama teman-temannya untuk mengembangkan keterampilan kolaboratif," katanya.

Dalam mendukung perkembangan anak, orang tua harus menjadi mitra aktif bagi sekolah. Mengacu pada model ekologi Bronfenbrenner, Analisa menjelaskan bahwa lingkungan yang baik terdiri dari interaksi antara anak, keluarga, sekolah, dan masyarakat. "Kolaborasi antara orang tua dan sekolah akan menciptakan lingkungan yang positif bagi anak untuk belajar dan berkembang secara optimal," ungkapnya.

Gaya Pengasuhan yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Setiap orang tua memiliki gaya pengasuhan yang beragam, dan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Analisa menguraikan empat tipe utama gaya pengasuhan:

  • Otoriter: Orang tua yang tegas dan banyak aturan, tetapi kurang memberikan kebebasan. Anak cenderung patuh, namun kurang percaya diri dalam mengambil keputusan.
  • Tidak Terlibat: Orang tua yang terlalu sibuk atau kurang peduli, sehingga anak kurang perhatian dan merasa tidak diperhatikan.
  • Otoritatif (Ideal): Orang tua yang memiliki aturan jelas tetapi tetap mendengarkan dan menghargai pendapat anak. Anak akan tumbuh menjadi individu yang mandiri dan percaya diri.
  • Permisif: Orang tua yang tidak banyak memberikan aturan dan membiarkan anak melakukan apa saja. Anak sering kali mengalami kesulitan dalam menghadapi batasan di kehidupan nyata.

"Pendekatan otoritatif merupakan gaya pengasuhan terbaik karena membantu anak tumbuh menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan mampu mengambil keputusan dengan baik," jelas Analisa.

Untuk menghadapi dunia yang terus berubah, anak-anak perlu dibekali dengan keterampilan yang tepat, yaitu kreativitas, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi. Peran orang tua sangat penting dalam mendukung perkembangan anak dengan menjadi mitra aktif sekolah dan menerapkan pola asuh yang tepat. Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang siap menghadapi tantangan di masa depan dengan percaya diri dan keterampilan yang mumpuni. (Chaidir)