Student Led Conference: Langkah Strategis Wujudkan Generasi Emas 2045



WONOSARI - Pada tahun 2045 mendatang, Indonesia diproyeksikan memiliki generasi-generasi emas yang memiliki keterampilan 5C (Communication, Collaboration, Critical. Thinking, Creativity, Character) serta beradaptasi dengan kehadiran Artificial Intelligence (AI) yang telah mengubah lanskap pendidikan secara signifikan.

Realitasnya, kemajuan IPTEKS turut membawa dampak negatif untuk anak apabila tidak dimanfaatkan dengan bijak dan tanpa pendampingan guru/orang tua. Berbagai aplikasi, game online, dan media sosial yang menawarkan beragam hiburan dapat membuat candu anak-anak sehingga lupa waktu dan berhasil dikuasai teknologi digital.

Melihat berbagai tantangan dan ancaman yang ada saat ini, SMP Islam Al Azhar 38 Wonosari memberikan solusi untuk mempersiapkan murid agar memiliki kompetensi 5C dan memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan potensinya. Langkah nyata yang diambil yaitu dengan melaksanakan Student Led Conference (SLC).

Student Led Conference adalah pertemuan yang dipimpin siswa untuk mempresentasikan dan mengevaluasi hasil belajar mereka kepada orang tua dan guru. Manfaat dari SLC antara lain meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar, melatih kemampuan presentasi, komunikasi, dan kolaborasi saat kerja tim, memberikan kesempatan bagi siswa untuk merefleksikan proses belajarnya, serta memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memahami proses belajar anak.

SLC Semester Genap SMP Islam Al Azhar 38 Wonosari telah terlaksana pada 18-20 Maret 2025 lalu. Murid-murid kelas 7 dan 8 mempresentasikan integrated learning (proyek kolaborasi mata pelajaran) dalam bentuk flipbook, pop-up, scrapbook, video, dan praktik olahraga. Berbagai bentuk proyek ini melatih kreativitas, inovasi, dan kerja tim mereka.

Salah satu bentuk proyek yang dipresentasikan oleh murid kelas 8 adalah pop-up budaya daerah Indonesia. Narasmitha, murid kelas 8 Al Farabi, mempresentasikan rumah adat, makanan, dan tradisi daerah Madura. Ia menyampaikan penemuannya menggunakan bahasa Jawa. Orang tuanya yang hadir pun bangga melihat kemampuan berbicara Narasmitha saat presentasi. Setelah itu, ia beralih mempresentasikan proyek flipbook kolaborasi mapel Bahasa Inggris dan PAI mengenai manfaat puasa menggunakan bahasa Inggris.

Proyek kelas 7 juga tak kalah menarik. Salah satu murid kelas 7, Mirza, mempresentasikan video prosedur terkait gerakan silat (kolaborasi mapel Bahasa Indonesia dan PJOK). Mirza juga praktik di depan orang tuanya gerakan tangkisan, kuda-kuda, elakan, dan pukulan.

"Alhamdulillah saya bersyukur karena kemampuan public speaking Mba Mirza semakin berkembang," ucap wali murid dari Mirza.

Kepuasan orang tua kelas 7 dan 8 tercermin saat tim redaksi SMPIA 38 meminta testimoni dari beberapa orang tua. Mereka merasa mendapat surprise karena anak-anak dapat presentasi hasil belajar dengan percaya diri dan lebih luwes dibanding SLC semester lalu. Anak-anak juga tak canggung ketika mengajak serta orang tua untuk ikut senam.

SLC di SMPIA 38 Wonosari tak hanya sebagai evaluasi proses belajar murid, tetapi juga membentuk keterampilan 5C (Communication, Collaboration, Critical. Thinking, Creativity, Character) sebagai langkah strategis wujudkan generasi emas 2045. (Anis Safitri)