Undang Habib Moya, Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta Gelar Pengajian Maulid Nabi Muhammad. Gus Ilham Pimpin Sholawatan



Sabtu, 15/10/2022 Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta menggelar pengajian dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Hafidh Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta.

Selain memperingati Maulid, sudah menjadi rutinitas Sekolah Islam Al Azhar menyelenggarakan pengajian setiap Sabtu Wage tiap bulannya. Kali ini pengajian tersebut pun dibarengkan di tanggal yang sama.

Selain guru dan karyawan, kali ini Bidang Keagamaan BPPH melalui forum guru agama  juga bekerjasama dengan Jam'iyyah sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta menggelar pengajian yang juga keseluruhannya menjadi peserta di acara tersebut.

Kurang lebih 600 jamaah memenuhi ruang utama masjid Al Hafidh Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta yang terdiri dari Guru, Karyawan dan Jam'iyyah sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta baik dari kampus Sleman, Bantul maupun Wonosari.

Pada pengajian kali ini, panitia mengundang seorang Habib dari Solo, yakni Habib Muhammad bin Yahya Baraqbah (Habib Moya).

Sebelum acara dimulai, tim Hadrah Kidung Al Ukhuwah menyambut seluruh jamaah yang hadir dengan qasidah-qasidah pilihannya dan disaksikan langsung oleh ratusan pasang mata.

Setelah itu acara dimulai dengan pembukaan, Pembacaan Kalam Ilahi, Menyanyikan Mars Indonesia Raya dan Asram, sambutan, Pelantikan Forum Guru Agama, Pembacaan Maulid Simtudduror dan tausiyah sekaligus do'a penutup

Pembacaan Maulid dipimpin oleh Sholeh Ilham, S.Th.I atau biasa disapa Gus Ilham yang juga vocalis dari tim Hadrah Ahbabul Musthofa yang sering membersamai acara sholawatan Habib Syeikh di Nusantara ini.

Selain Maulid, Gus Ilham juga melantunkan beberapa qasidah di atas panggung bersama tim Hadrah di sela-sela pembacaan Simtudduror dan diikuti oleh seluruh jamaah yang hadir.

Kemudian acara dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Habib Moya di atas panggung dengan tema "Eksistensi Cinta Nabi Mewujudkan Ukhuwah Islamiah".

Beliau berpesan, sesuai tema pengajian, walaupun berbeda-beda cara dalam mencintai Nabi (Muhammad) namun harus tetap bersatu dan tidak saling menyalahkan atau mengklaim dirinya yang paling benar dan harus sama.

Misalnya walaupun tidak pernah dilakukan oleh nabi, namun selama itu tidak menyimpang, maka sah dan boleh saja. Jelas habib asal solo tersebut. (Dedi Priyatno - Humas Al Azhar Yogyakarta)