Mahasiswa UNU Yogyakarta Gali Pengalaman di SD Islam Al Azhar 31



SLEMAN - Sebanyak 50 mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta mengadakan kunjungan studi ke SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta pada Selasa, 3 Desember 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mereka mengenai sistem dan manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan Al Azhar.

Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai metode pengajaran, kurikulum terpadu, serta berbagai program unggulan yang mendukung pembentukan karakter siswa. Selain itu, mereka juga berkesempatan untuk mengamati langsung proses pembelajaran di kelas dan berinteraksi dengan para guru serta siswa.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa PGSD UNU Yogyakarta, yang nantinya dapat diterapkan dalam karier mereka sebagai pendidik di masa depan.

Kedatangan 50 mahasiswa PGSD UNU Yogyakarta di SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta diterima oleh Farad Abdul Rahman SPd (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kemuridan), Nurma Widayati STP (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum), dan Edy Kumara MPd (Koordinator Bidang Keagamaan).

Dalam sesi penerimaan, Farad Abdul Rahman menjelaskan manajemen kemuridan, termasuk sistem bimbingan konseling dan pengembangan karakter siswa. Nurma Widayati memaparkan kurikulum terpadu yang menggabungkan aspek akademik dan spiritual, serta strategi pengajaran inovatif yang diterapkan di SD Islam Al Azhar 31. Sementara itu, Edy Kumara memberikan penjelasan mengenai program keagamaan yang bertujuan membangun kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan seperti tahfiz, pengajian, dan program keislaman lainnya.

Mahasiswa UNU Yogyakarta sangat antusias dalam mendengarkan pemaparan tersebut dan terlibat aktif dalam sesi tanya jawab untuk memperdalam pemahaman mereka.

Pertemuan antara mahasiswa PGSD UNU Yogyakarta dan pihak SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta berlangsung di Student Center Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS). Dalam kesempatan tersebut, Farad Abdul Rahman memberikan pemaparan tentang sejarah berdirinya AYWS dan perkembangannya selama 19 tahun terakhir.

Farad menjelaskan bahwa AYWS didirikan dengan visi membentuk generasi berkarakter Islami dan berwawasan global. Sejak berdiri, AYWS telah berkembang pesat, mulai dari fasilitas pendidikan hingga program-program unggulan yang mendukung peningkatan kualitas akademik dan spiritual siswa. Saat ini, AYWS memiliki berbagai unit pendidikan yang mencakup jenjang KB, TK, SD, SMP, dan SMA, dengan kolaborasi internasional untuk mendukung standar pendidikan global.

Mahasiswa UNU Yogyakarta terlihat antusias dan terinspirasi dengan perjalanan panjang serta pencapaian AYWS dalam dunia pendidikan.

Dalam sesi pemaparan, Nurma Widayati menjelaskan profil SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta. Ia memaparkan bahwa sekolah ini berdiri pada tahun 2006 dengan jumlah murid awal sebanyak 50 siswa, yang terbagi dalam 2 rombongan belajar (rombel), serta didukung oleh 8 guru dan karyawan.

Kini, pada tahun ajaran 2024-2025, SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta telah berkembang pesat. Sekolah ini memiliki 26 rombel dengan total 755 murid serta didukung oleh 87 guru dan karyawan. Pertumbuhan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh Al Azhar, yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan nilai-nilai keislaman.

Nurma juga menambahkan bahwa berbagai program unggulan terus dikembangkan untuk mendukung kebutuhan siswa di era modern, sekaligus menjaga identitas dan nilai-nilai yang menjadi fondasi sekolah.

Nurma mengataksn bahwa SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta telah meraih predikat akreditasi A pada tahun 2022. Prestasi ini menjadi bukti kualitas pendidikan yang diterapkan di sekolah tersebut, baik dalam aspek akademik, manajemen, maupun pengembangan karakter siswa.

Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar, yang berpusat di Jakarta, dan Yayasan Asram, yang memayungi Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS). Kolaborasi antara kedua yayasan ini memungkinkan SDIA 31 Yogyakarta untuk mengimplementasikan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan wawasan global, serta terus meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar nasional dan internasional.

Sedangkan Edy Kumara memaparkan program-program keagamaan unggulan yang diterapkan di SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta. Salah satu fokus utama adalah penerapan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Program ini bertujuan membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Selain itu, Edy juga menjelaskan tentang program tahfiz Al-Qur'an yang menjadi bagian penting dari kurikulum keagamaan. Program ini dirancang agar siswa dapat menghafal 10 juz Alqur'an saat mereka lulus dari SD. Untuk mencapai target tersebut, sekolah menerapkan metode pembelajaran hafalan yang intensif dan terstruktur, didukung oleh guru-guru pembimbing yang kompeten.

Program ini tidak hanya berorientasi pada hafalan, tetapi juga pada pemahaman dan pengamalan isi Alqur'an dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual yang kuat.

Setelah sesi pemaparan dan tanya jawab selesai, para mahasiswa PGSD UNU Yogyakarta diajak mengunjungi berbagai fasilitas di SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta. Mereka diajak ke lapangan untuk melihat langsung kondisi sekolah, lingkungan pembelajaran, serta interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar.

Mahasiswa juga mengamati metode pengajaran yang diterapkan di kelas, mulai dari penggunaan teknologi dalam pembelajaran hingga pendekatan personal dalam mendidik siswa. Selain itu, mereka berkesempatan menyaksikan kegiatan ekstrakurikuler dan program unggulan lainnya yang mencerminkan integrasi antara nilai-nilai akademik, spiritual, dan karakter di sekolah tersebut.

Kunjungan ini memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa untuk memahami lebih dalam bagaimana teori pendidikan yang mereka pelajari di kampus diterapkan secara praktis di sekolah. (Chaidir)